Sabtu, 30 Juni 2012

Sejarah GMNI Cab. Palangka Raya


Sejarah GMNI Cab. Palangka Raya
oleh
Aryo Nugroho Waluyo
Setelah masa kepemimpinan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Palangka Raya telah usai pada tahun 2010, Yusup Roni Tamangung Singapuar di bantu rekannya Aryo, membuat organisasi baru sebagai lanjutan wadah perjuangan pergerakan mahasiswa di palangkaraya. Awalnya Aryo mengusulkan membentuk oraganisasi dengan nama Gerakan Mahasiswa Mandau Telawang, namun Yusup kurang sepakat dikarenakan gerakan Mandau Telawang sudah ada organisasinya dan menurut Yusup nama organisasi baru kita adalah Huma Itah yang berfilosofi huma betang.

Huma Itah dibentuk sekaligus mendeklrasikan diri di Anjungan Kotim 12 Juni 2011, dengan melaksanakan beberapa agenda pelatihan keorganisasian tingkat dasar. Banyak yang pesimis dengan kehadiran Huma Itah, namun apalah arti semua itu kami tetap berjalan dengan dorongan semangat kawan-kawan yang lain.

Beberapa bulan kemudian Yusup mengkhabarkan akan membangun kembali organisasi yang bersifat nasional yaitu Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). GMNI sebenarnya sudah ada di kota Palangka Raya sudah cukup lama, namun menjadi staknan dikarenakan kesibukan oleh kepengurusan yang terdahulu. Rencana membangun kembali GMNI dibumi tambun bungai tidak lepas dari bantuan kawan-kawan senior pergerakan yang lain salah satunya bung Moses.

Bung moses siap membantu sebisa mungkin untuk mengawal GMNI hadir kembali di Kota Palangka Raya dan secara umum di Kalimantan Tengah.

Syarat-Syarat untuk membangun kembali GMNI dimulai dari nol dimana pihak Presidum yang ada di Jakarta menginginkan adanya gambaran kondisi umum pergerakan mahasiswa khususnya di Kota Palangka Raya. Setelah kawan-kawan Palangkaraya di berikan tugas untuk membuat komposisi Dewan Pimpinan Cabang Crateker Palangka Raya. Setelah komposisi Dewan Pimpinan Cabang terbentuk langkah selanjutnya adalah melakukan Penerimaan Peserta Mahasiswa Baru (PPAB) dan membentuk crateker komisariat.

Pada tanggal 25 februari 2012, DPC GMNI Palangka Raya melakukan pelantikan dan deklrasi sekaligus pengkukuhan DPC GMNI Palangka Raya oleh Presidium pusat Twendy Noviady di dampingin oleh skretaris jendral Presidum Syaiful Anam, diaula Universitas Palangka Raya.
GMNI di bumi tambung bungai sudah mempunyai beberapa sktariat baik ditingkat Universitas maupun tingkat jurusan, diantaranya :
1.       Komsariat Universitas Palangka Raya
2.       Komsariat Universitas Kristen Palangka Raya
3.       Komsariat Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Palangka Raya
4.       Komsariat Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Palangka Raya
5.       Komasariat Faklutas Ekonomi Universitas Palangka Raya
6.       Komsariat Faklutas Ilmu politik dan Sosial Universitas Palangka Raya
7.       Komsariat Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya
8.       Komsariat Jurusan Mate-matika dan ilmu pengetahuan alam Universitas Palangka Raya

GMNI pun mempunyai satu cabang di Kabupaten Kapuas.

Pada malam hari tadi GMNI cab. Palangka Raya telah selesai melaksanakan Kaderisasi Tingkat Dasar I.
Semoga Perjuangan Ini tetap terkonsulidasi dengan baik demi mewujudkan sosialisme Indonesia yang hakiki, sesuai cita-cita Bung Karno.

Sahabatmu Aryo, salam Merdeka !!!.

Jumat, 08 Juni 2012

SUSUNAN ACARA KADERISASI TINGKAT DASAR (KTD) SE-KALIMANTAN TENGAH


Hari/
Tanggal
WAKTU
MATERI
PEMATERI

Kamis, 28 Juni 2012
15.00 – 16.00 wib
Pembukaan
Mc


Lagu Indonesia Raya
Peserta + Panitia


Mars GMNI
Peserta + Panitia


Sambutan Dan Keynote Speaker
-          Ketua Panitia
-          Ketua Cabang
-          Alumni GMNI (sekaligus membuka KTD angkat 1 )

17.00-18.00 wib
ISHOMA
-           

19.00-21.00 wib
Materi 1 : Manajemen Organisasi
-

22.00-05.00 wib
Istirahat Malam
-





Jum’at, 29 Juni 2012


05.00-07.00 wib
Sholat Shubuh
-


07.00-08.00 wib
Persiapan Pribadi dan Makan
-


08.00-09.00 wib
Presentasi Kelompok “ Menagemen Organisasi”
Sarinah Dara Natalia


09.00-11.30 wib
Materi 2 : Ke GMNIan & Metode Berfikir Marhaenisme
-


11.30-13.00 wib
ISHOMA
Panitia Pelaksana


13.00-15.00 wib
Materi 3 : Materialisme Dialetika Historis (MDH)
-


15.00-17.00 wib



18.00-19.00 wib
19.00-22.00 wib
Materi 4 : Keorganisasian & Konstalasi Politik Nasional
ISHOMA
Refleksi (Nonton Bareng)
Alumni GMNI KALTENG
(Bapak Sugi Santosa, SH, MH)

Panitia Pelaksana
Panitia Pelaksana


Sabtu, 30 Juni 2012
05.00-06.00 wib
Sholat Subuh
-


06.00-07.00 wib
Persiapan Pribadi & Sarapan Pagi
Panitia Pelaksana


08.00 - 10.00 wib
Materi 5 : Ke Sarinahan
-


11.00–13.00 wib
ISHOMA
Panitia Pelaksana


13.00 – 15.00 wib   
Materi 6 : Ideology-Ideologi Dunia
Alumni GMNI KALTENG
(Bapak Sugi Santosa, SH, MH)


15.00 – 17.00 wib


17.00-19.00 wib
19.00-22.00 wib
Materi 7 : Nasionalisme Indonesia, Sosiologi & Analisa Sosial
MCK & ISHOMA
Refleksi (Api Unggun)
-

Panitia Pelaksana
Panitia Pelaksana


Minggu, 1 Juli 2012
05.00-06.00 wib
08.00 – 11.00 wib
Sholat subuh
Materi 8 : Study Kasus, Strategi & Taktis
-


11.00 – 13.00 wib
ISHOMA
Panitia Pelaksana


13.00 – 16.00 wib
Materi 9 : Strategi Pengorganisasian & Advokasi Kerakyatan
Alumni GMNI Surabaya (Bapak Wayan K. )


16.00 – 17.00 wib
Penutup
Panitia Pelaksana




MATERI KADERISASI TINGKAT DASAR DPC GMNI PALANGKA RAYA
TAHUN 2012

1.      Manajemen Organisasi.
2.      Ke GMNIan & Metode Berfikir Marhaenisme
3.      Materialisme Dialetika Historis (MDH).
4.      Keorganisasian & Konstalasi Politik Nasional.
5.      Ke Sarinahan.
6.      Ideology-Ideologi Dunia.
7.      Nasionalisme Indonesia, Sosiologi & Analisa Sosial.
8.      Study Kasus, Strategi & Taktis.
9.      Strategi Pengorganisasian & Advokasi Kerakyatan.

Silabus Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD) GMNI



KADERISASI TINGKAT DASAR
(KTD)
     1.      Maksud
Kaderisasi Tingkat Dasar atau disingkat KTD adalah proses pengkaderan tingkat pertama (basic) dan proses indoktrinasi awal yang ditujukan kepada seluruh anggota GMNI yang telah disahkan melalui PPAB. Proses KTD lebih mengutamakan pengenalan ideologi kepada para calon kader sehingga dapat mengenal ideologi Marhaenisme secara menyuluruh, tidak tekstual dan parsial. Dengan pemahaman ideologi yang baik didukung dengan keyakinan atas ideologi tersebut, maka para anggota calon kader tersebut diharapkan akan mampu menjalankan tugas-tugas perjuangan secra konsisten mulai dari metode berfikir yang dipakai hingga pola prlikau keseharian.
 
2.      Tujuan
Tujuan pokok KTD adalah mempersiapkan para anggota GMNI menjadi kader yang memahami dan meyakini Marhaenisme sebagai metode berpikir dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan sosialnya. Oleh karena itu, maka KTD berfungsi sebagai proses indoktrinasi untuk merubah mental dan cara berfikirnya agar lebih progresif-revolusioner dan berkepribadian untuk menjadi kader ideologis yang siap berjuang atas nama organisasi dan ideologi.

3.      Format Pengkaderan
Format/bentuk pengkaderan yang dilaksanakan dalam KTD adalah dalam bentuk materi ruang yang dilaksanakan di tempat-tempat yang bernuansa alam, jauh dari keramaian. Pemilihan tempat tersebut bertujuan untuk memudahkan proses indoktrinasi  awal. Dengan asumsi bahwa hal tersebut akan lebih mengkonsentrasikan diri para peserta untuk menyerap seluruh materi yang diberikan dalam proses KTD.

Di dalam KTD sebagai proses internalisasi ideologi para peserta terkhusus akan diberikan pemahaman terkait dengan ideologi Marhaenisme. Para peserta juga akan diberikan pemahaman tentang landasan filosofis dari Marhaenisme serta metode-metode berfikir yang terkandung didalamnya, seperti dialektika materialism dan historis materialism (MDH). Selain daripada itu para peserta juga akan diberikan pemahaman terkait dengan keorganisasian agar para peserta mampu mengimplementasikan disiplin organisasi dan disiplin gerakan nantinya, serta sebagai tambahan mulai mengenal model-model dan proses pengorganisasian massa lewat materi pengorganisasian.

4.    Metode
Metode yang di gunakan dalam kegitan KTD ini adalah :
-          Kuliah Umum;
-          Ceramah,
-          Dialog,
-          Diskusi
-          Lapangan


5.      Materi
Materi-materi yang disampaikan dalam KTD adalah materi yang terkait dengan pendalaman pemahaman sejarah filsafat dan ideologi serta keorganisasian GmnI dan pengorganisasian massa. Dengan tujuan agar para peserta  mampu memahami hakikat dari ideologi Marhaenisme dan substansi dari perjuangan kerakyatan yang dijalankan oleh GMNI. Selain itu juga memahami cara mengelola organisasi dan disiplin-disiplin didalamnya, ditambah mengenali proses-proses  dan model-model pengorganisasian massa.

Berikut 11 (sebelas) materi pokok dalam KTD:
·         Manajemen Organisasi
Meliputi pemahaman tentang manajemen organisasi dan melatih karakter kepemimpinan serta pendalaman pemahaman akan sistem keorganisasian GMNI. Materi ini diberikan dengan alokasi waktu 180 menit.
·         Nasionalisme Indonesia
Meliputi pendalaman materi tentang Nasionalisme Indonesia.
Materi ini diberikan dengan alokasi waktu minimal 180 menit.
·         Analisa Sosial
Meliputi kajian tentang pemetaan struktur kemasyarakatan secara utuh dan menyeluruh dalam kaitannya dengan menganalisa persoalan-persoalan yang ada dalam masyarakat pada berbagai aspek seperti: ekonomi, politik, hukum dan lain sebagainya.
 Materi ini diberikan dengan alokasi waktu minimal 180 menit.
·         Advokasi dan Pengorganisasian
Meliputi pengenalan tentang proses dan model-model pengorganisasian massa.
 Materi ini diberikan dengan alokasi waktu minimal 180 menit.
·         Pengantar Filsafat dan Methode Berfikir Marhaenis
Meliputi pemahaman tentang filsafat, secara khusus yang terbagi pada dua aliran besar yaitu filsafat materialisme dan filsafat idealisme.
       Materi ini diberikan dengan alokasi waktu minimal 180 menit.
·         Marhaenisme
Meliputi pemahaman yang holistic tentang ideologi Marhaenisme.
Materi ini diberikan alokasi waktu 240 menit (dapat dibagi menjadi beberapa sesi).
·         Empat Kutub Ideologi
Mengetengahkan Marhaenisme, Komunisme, Kapitalisme, Islamisme (Pan Islamisme). Mengkaji kerangka pengenalan dasar berfikir dari setiap Ideologi, sejarah terbentuknya ideologi tersebut, keterlibatan antar ideologi satu sama lain, dan dinamisasi empat ideologi pada konteks perkembangan dunia hari ini.
Materi ini diberikan alokasi waktu 180 menit.
·         Manajemen Aksi dan Teknik Persidangan
Manajemen aksi meliputi pemahaman mengenai bagaimana melakukan perancanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi terhadap Aksi yang dilakukan. Sementara Teknik persidangan memberikan pemahaman meliputi tatacara persidangan dalam di GmnI .
Materi ini diberikan waktu minimal 180 menit.
·         Sarinah
Meliputi penjelasan intisari buku Sarinah, dasar Feminisme, analisis gender dan transformasi sosial.
Materi ini diberikan waktu minimal 180 menit
·         Pengantar Politik Indonesia
Meliputi pengertian politik menurut pandangan dari beberapa ahli, memahami sistem politik Indonesia, interaksi politik serta tindakan-tindakan politik.
Materi ini diberikan dengan alokasi waktu 180 menit

·       Materi Muatan Lokal (Mulok)

6.      Kerangka dan Acuan Materi
a.      Manajemen Organisasi
Materi ditujukan untuk memberikan pemahaman kepada para peserta mengenai manajemen organisasi, bagaimana mengelola dan memaksimalkan potensi-potensi yang ada dalam organisasi, mengatur dan menyusun program gerakan serta bagaimana mengenali dan menganalisa permasalahan-permasalahan yang ada dan cara penyelesainnya (problem solving), diteruskan dengan pemahaman bagaimana melakukan pengambilan keputusan yang cepat, tepat dan bijaksana dalam menghadapi berbagai persoalan.
      Selanjutnya para peserta dididik untuk lebih memahami disiplin organisasi dan disiplin gerakan yang mendukung pola perjuangan dan pola gerakan GMNI, dengan cara memahami kembali sistem keorganisasian GMNI serta terkhusus pola dan karakter gerakan perjuangan GMNI.
      Dengan menyampaikan materi manajemen organisasi, maka para calon kader diharapkan dapat menuguasai manajemen organisasi serta menguasai karakter dan teknik-teknik kepemimpinan yang baik. Disamping itu para calon kader harapannya dapat memahami serta dapat mengimplementasikan disiplin keorganisasian dan disiplin dalam gerakan dalam berorganisasi.

b.     Analisa Sosial
Materi analisa sosial meliputi kajian tentang pemetaan pola dan karateristik masyarakat, sistem sosialnya, struktur sosialnya, hubungan-hubungan ekonomi politik pada suatu komunitas masyarakat tertentu untuk kemudian mengidentifikasi dan menentukan kontradiksi pokok yang terjadi dalam masyarakat itu dengan tetap memperhatikan berbagai variabel yang ada dalam masyarakat tersebut. Untuk mendukung hal itu penting untuk memberikan pemahaman tentang metode dan teknik dalam melakukan analisa sosial.
Dengan adanya materi ini para peserta KTD diharapkan dapat memahami dan memiliki kemampuan dalam melakukan analisa sosial, yang bertujuan sebagai sarana untuk membantu para kader dalam melakukan pengorganisasian massa (machtvorming) nantinya.

c.      Advokasi dan Pengorganisasian
Materi advokasi dan pengorganisasian meliputi pengenalan tentang teknik-teknik advokasi dan pemberdayaan masyarakat dalam kerangka pengorganisasian massa yang ditujukan untuk menyebarluaskan ideologi ketengah-tengah basis rakyat. Selain itu para calon kader akan diperkenalkan dengan model dan teknik-teknik pengorganisasian massa Marhaen.
Dengan pengenalan ini maka para peserta KTD diharapakan dapat mengenali teknik-teknik advokasi dan pemberdayaan masyarakat serta model-model pengorganisasian massa. Disamping itu para peserta diharapkan lebih mendalami tugas dan tanggung jawab perjuangan untuk mengorganisir massa demi menjalankan usaha-usaha perjuangan nasional nantinya.

d.     Nasionalisme Indonesia
Materi Nasionalisme Indonesia ini adalah pendalaman pemahaman atas materi pengantar nasionalisme dalam masa PPAB. Materi nasionalisme Indonesia ini mencakup tahapan sejarah munculnya Nasionalisme di dunia dengan merujuk pada teori dan konsep beberapa tokoh seperti Ernest Renan, Otto Bauer dan lainnya. Kemudian tahapan sejarah munculnya Nasionalisme di dunia yang dimulai dari awal abad XI (perang antar agama), kemudian perang di abad pertengahan, sampai perang dunia I dan perang dunia II.
Perang antar agama di abad XI ditujukan untuk mengetahui tentang motif-motif yang melandasi perang tersebut, apakah benar atas dasar kepentingan agama ataukah hanya sebatas kepentingan perluasan (ekpansi) wilayah kekuasaan terkait dengan perebutan sumber-sumber kekayaan (sumber daya ekonomi) masing-masing pihak. Peperangan yang terjadi di abad pertengahan ditujukan untuk mengetahui karateristik nasionalisme yang mulai timbul pada masa itu, dengan mengkritisi tujuan-tujuan dari peperangan tersebut. Begitu pula perang dunia I dan II yang ditujukan untuk mengetahui kadar karateristik Nasionalisme yang melandasi semangat masing-masing Negara sehingga memunculkan perang antar Negara tersebut.
Disamping itu materi ini juga membahas  tentang analisa komparatif antara nasionalisme yang berkembang di Negara-negara kapitalis (liberal), Negara-negara monarki, negara-negara fasis serta memberikan pemahaman lahirnya nasionalisme Indonesia yang didasarkan pada theory Ernest Rennan, Otto Bauer yang dilengkapi oleh teori geopolitik Soekarno. Dari analisa komparatif tersebut kemudian direlevansikan dengan Nasionalisme yang berkembang di Indonesia, terutama mengenai karakter dan cita-cita masing-masing Nasionalisme. Penjelasan tentang tantangan-tantangan Nasionalisme Indonesia menghadapi Neo liberalisme, kosmopolitisme dan etnonasionalisme serta ultranasionalisime.
Berdasarkan uraian di atas secara garis besar materi nasionalisme Indonesia dapat dijabarkan sebagai berikut:
·         Sejarah lahirnya Nasionalisme di dunia
·         Teori dan tokoh nasionalisme
-          Ernest Renan
-          Otto Bauer
-          Gandhi (dan jika dipandang perlu, teori dan tokoh dapat ditambahkan pemateri)
·         Sejarah peperangan dunia dan Nasionalisme
·         Sejarah Nasionalisme Indonseia
·         Karateristik Nasionalisme Negara-negara dunia
-          Nasionalisme di Negara kapitalis (liberalis).
-          Nasionalisme di Negara Komunis.
-          Nasionalisme di Negara Facis .
-          Nasionalisme di Negara Monarki.
-          Nasionalisme di Negara Keagamaan.
·         Karateristik Nasionalisme Indonesia
·         Studi komparasi nasionalisme Indonesia dengan Nasionalisme di Negara-negara lain
·         Tantangan Nasionalisme Indonesia
-          Nasionalisme Indonesia dan Neo liberalisme
-          Nasionalisme Indonesia dan kosmopolitisme
-          Nasionalisme Indonesia dan etno Nasionalisme
-          Nasionalisme Indonesia dan ultra Nasionalisme

e.      Pengantar Filsafat dan Metode Berpikir Marhaenis
Materi ini mencakup sejarah kehidupan dan pemikiran filsafat yang berkembang di dunia dari era yunani kuno hingga saat sekarang ini. Dengan memperkenalkan pemikiran-pemikiran filsafat yang hingga kini masih berpengaruh seperti: Heraclitus, Parmanides, Socrates, Aristoteles, Plato dan lain sebagainya.
Setelah itu arus pemikiran filsafat yang berkembang dikerucutkan pada dua arus besar aliran filsafat, yaitu filsafat idealisme dan filsafat materialism. Pemaparan ini dengan menelaah pemikiran-pemikiran filsafat Hegel terutama mengenai diaketika serta konsepsi “Idealisme absolute” yang dikemukan Hegel
Pemikiran filsafat Hegel sebagai keterwakilan dari arus besar filsafat idealisme kemudian dikomparasikan dengan pemikiran filsafat Feurbach tentang hukum-hukum materialism yang mewakili arus besar pemikiran filsafat materialisme sebagai wujud kritik terhadap filsafat idealisme yang dikembangkan Hegel.
Dengan memahami materi filsafat ini maka diharapkan pola berpikir kritis (berpikir filsafat) dapat terinternalisasi dengan baik pada para peserta sehingga mampu melihat berbagai kondisi dan situasi dengan kritis namun tetap bijaksana. Selain itu diharapkan para peserta akan mampu memahami dan menyelami latar filosofis dari munculnya ideologi-ideologi yang ada di dunia dan aliran filsafat yang mempengaruhinya.

f.        Materi Marhaenisme
Pemberian materi Marhaenisme dimulai dari awal mula proses sejarah munculnya Marhaenisme di Indonesia. Pengkajian tersebut meliputi pengkajian yang mengupas landasan-landasan pemikiran filsafat dari Marhaneisme dan metode-metode berpikir yang meliputi Marhaenisme, yaitu Historis-Materialisme dan Dialektika Materialisme. Dalam pengkajian tersebut dikaitkan dengan Marxisme sebagai ideologi yang secara khusus menginspirasi Sukarno sehingga akhirnya melahirkan Marhaenisme.
      Proses tersebut selanjutnya dikaitkan dengan pandangan-pandangan Sukarno tentang realitas sejarah kolonialisme dan imperialism di Indonesia pada masa pra kemerdekaan yang berakibat pada penindasan dan penghisapan kehidupan rakyat. Sejarah munculnya Marhaenisme juga ditinjau dari ide-ide yang mengilhami pemikiran Sukarno sehingga menemukan Marhaenisme tersebut.
      Pengkajian materi Marhaenisme meliputi kajian atas 3 (tiga) pokok unsur  pembentuk ideologi marhaenisme yaitu: sosio-nasionalisme, sosio demokrasi dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Sosio Nasionalisme merupakan pandangan hidup yang menjelaskan tentang watak dan karateristik nasionalisme Indonesia yang tidak sempit dan bersendi pada persatuan Nasional untuk menyelamatkan seluruh rakyat Indonesia dari penindasan, serta bersandar pada internasionalisme yang mana berbeda dengan Nasionalisme Negara-Negara lain. Sosio-Demokrasi adalah sistem sosial-politik dan Sosial-Ekonomi yang berlandaskan dan berasal dari sendi-sendi cara kehidupan masyarakat Indonesia yang mana dalam proses hubungan ekonomi dan pengambilan keputusan taat pada azas kekeluargaan, musyawarah-mufakat dan prinsip-prinsip keterwakilan. Ketuhanan Yang Maha Esa adalah prinsip dasar kepercayaan masarakat Indonesia akan konsep-konsep berketuhanan sebagai bagian dari kepribadian kebudayaan masyarakat Indonesia. 
      Selanjutnya pengkajian materi dititkberatkan pada pembangunan keyakinan tentang Marhaenisme sebagai ideologi dan azas perjuangan. Marhaenisme sebagai ideologi adalah pandangan dan cita-cita hidup yang harus dipegang teguh oleh seluruh kader GmnI. Marhaenisme sebagai azas perjuangan adalah cara dan usaha dalam mewujudkan cita-cita luhur Marhaenisme, yaitu terwujudnya tatanan masyarakat yang adil dan makmur, masyarakat sosialis Indonesia. Cara dan usaha itu antara lain meliputi, Machtvorming, Non kooperasi, Radikalisme gerakan, Massa aksi, dengan tetap berpegang pada prinsip self help dan  self reliance.
      Berdasarkan uraian di atas secara garis besar materi nasionalisme Indonesia dapat dijabarkan sebagai berikut:
·         Kerangka pemikiran Karl Max
-          Marxisme sebagai sintesis dari pemikiran Hegel (tesis) dan pemikiran Feurbach (antitesa)
-          Materialisme Dialektika Historis (MDH) serta teori dan konsep dalam Marxisme sebagai antitesa sistem kapitalisme
·         Sejarah Lahirnya Marhaenisme
-          Realitas sejarah kapitalisme dan imprealisme di Indonesia
-          Marhaenisme sebagai pandangan hidup dan jiwa rakyat Indonesia.
-          Marhaenisme sebagai Marxisme yang diterapkan (toegepast) di Indonesia
-          Marhaenisme sebagai antitesa kolonialisme dan kapitallisme.
·         Unsur-unsur pembentuk Marhaenisme
-          Sosio-nasionalisme
-          Sosio-demokrasi
-          Ketuhanan Yang Maha Esa
·         Azas perjuangan dalam Marhaneisme
-          Machtvorming dan Machtanwending
-          Non Kooperasi
-          Radikalisme gerakan
-          Massa aksi
-          Prinsip Self help dan self reliance

g.      Manajamen Aksi dan Teknik Persidangan
Materi ini memberikan informasi tentang bagaimana suatu manajemen aksi dalam skala luas, massif dan berkesinambungan. Aksi disini tidak hanya dipahami sebagai aksi demonstrasi, akan tetapi berbagai jenis aksi yang tepat guna dan diharapkan tepat sasaran.
Untuk itu kajian dipusatkan bagaimana mengatur dan menggerakan potensi-potensi gerakan, pemilihan issue, hierarki komando dan hal-hal lainnya yang diperlukan dalam mengorganisir aksi yang berskala luas, massif dan berkesinambungan.
Dengan demikian diharapkan peserta memiliki pemahaman akan manajemen aksi serta memiliki kemampuan untuk mengorganisir aksi massal yang berskala luas.  Sedangkan teknik persidangan bagaimana peserta memahami tatacara memimpin sidang, mengatur jalannya suatu persidangan, menciptakan suasana persidangan yang kondusif dan mampu  memecahkan suatu masalah.
h.     Empat Kutub Ideologi
Materi Empat Kutub Ideologi ini yang akan diketengahkan ialah : Marhaenisme, Komunisme, Kapitalisme, Islamisme (Pan Islamisme). Mengkaji kerangka dasar berfikir dari setiap Ideologi dan sejarah terbentuknya ideologi tersebut dan dinamisasinya pada konteks hari ini, dari setiap ideologi yang dibahas  harapanya kader GMNI dapat memahami  keterkaitan  antar Empat ideologi tersebut dan perbedaanya dalam percaturan politik, ekonomi dan peradaban dunia,
 Pengkajian ideologi marhaenisme pada materi ini, sebagai lanjutan dari materi PPAB, agar kader GMNI memahami betul paradigma Marhaenisme di tengah pertarungan ideologi lain yang menjadi dasar pemikiran negara – negara di dunia,  serta mampu menempatkan dasar ideologi Marhaenisme  sebagai pisau analisa dalam berfikir dan berjuang menuju bangsa indonesia yang adil, makmur dan sejahtera.
Marhaenisme :
-          Sejarah Marhaenisme  tentang subtansi roh perjungan bangsa Indonesia yang di gagas oleh founding father kita Soekarno.
-          Materialisme Dialektika Histories (MHD) serta teori dan konsep perjuangan dalam marhaenisme sebagai antitesa sistem kapitalisme.
-          Telaah Tentang keterkaiatan marhaenisme dengan Komunis
-          Telaah Tentang Keterkaitan marhaenisme dengan pan Islamisme.
 Kapitalisme :
-          Dasar pokok pikiran Adam Smith (Wealth of Nation)
-          Sejarah tentang masyarakat dunia dengan skema globalisasi yang mengkedepankan asas modal sebagai alat sebuah penindasan.
-          Proses lahirnya Kapitalisme. 
-          Telaah pengenalan dasar tentang Kolonialisme dan imperialisme serta liberalism.
Komunisme :
-            Sejarah lahirnya komunisme yang di gagas Karlmax
-            Dasar – dasar pokok kerangka pemikiran komunisme: Lenin, Trotsky, Gramsci, Rosa Luxemburg, Kautsky, Eduard Bernstein, Mao Tze Tung, Otto Bauer
-          Materialisme Dialektika Historis (MDH) serta teori dan konsep dalam Marxisme
-    Sejarah perkembangan Komunisme dalam kanca peradaban dunia.
Pan Islamisme :
-       Sejarah perkembangan Islam di dunia
-       Sejarah lahirnya Pan Islamisme
-       Jamaluddin Al Afgani dengan pemikiran pembaharuannya supaya umat Islam kembali pada ajaran agama Islam yang murni , kepemimpinan otokrasi diubah menjadi demokrasi
-       Pengaruh Pan Islmisme terhadap peradaban dunia
-       Sejarah perekembangan islam dalam konteks Pan Islamisme persepktif Bung Karno.
-       Pengaruh Pan Islmisme terhadap sejarah bangsa Indonesia.

i.        Sarinah I
Materi Sarinah yang diberikan kepada calon kader GMNI pada saat tahap Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD) merupakan lanjutan materi yang diberikan pada saat PPAB. Diantaranya adalah pemberian materi tentang intisari dari buku Sarinah (Perjuangan Wanita dalam Perjuangan Republik Indonesia) yang meliputi basis materi objektif budaya Patriarkal dan Matriarkal, Polarisasi Gerakan yang dibuat kelompok perempuan, Analisis gender dan transformasi sosial, Teori dan Praktik Feminisme (Liberal, Radikal, Marxisme dan Sosialis) yang berujung pada pandangan Soekarno terhadap perempuan sebagai upaya dalam mewujudkan sosialisme Indonesia. Didalam pemberian materi diharapkan pemateri dapat menjelaskan pengertian bahwa perlawanan yang revolusioner tidak akan terjadi tanpa adanya penindasan imperialisme dan kapitalisme yang berakar dari politik feodal, sehingga diperlukan adanya kesatuan antara perempuan dan laki-laki dalam balutan gotong royong untuk mewujudkan cita-cita perjuangan Republik Indonesia.
 
j.        Pengantar Politik Indonesia
Sebagai organisasi yang meiliki Azas/Ideologi maka GMNI tentunya berkewajiban untuk mewujudkan cita-cita perjuangan sebagaimana yang dimaksud oleh azas/Ideologi tersebut. Materi pengantar politik dimaksudkan memberikan pemahaman bagi calon kader GMNI mengenai sistem politik Indonesia, karena dalam perjuangan Ideologis GMNI tentunya tidak dapat melepaskan diri dari dinamika politik. GMNI harus dapat menentukan sikap politik organisasi dan bagaimana GMNI berperan dalam sistem politik.
Memahami sistem politik Indonesia akan memberikan gambaran bagi kader GMNI untuk menentukan strategi-strategi perjuangan GMNI yang tentunya tidak terlepas dari Marhaenisme sebagai Azas/Ideologi.
k.     Muatan Lokal
Materi muatan lokal merupakan materi tambahan yang dapat diberikan kepada peserta KTD, materi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan karakteristik atau kultur masing-masing wilayah Cabang bersangkutan.















KADERISAI TINGKAT DASAR
(KTD)

A.     PETUNJUK PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS
  1. Pelaksana
·      Pelaksana KTD adalah Komisariat GMNI dan atau DPC GMNI
·      KTD dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam satu periode kepengurusan   Komisariat dan atau 2 (dua) kali dalam kepengurusan DPC GMNI.
·      KTD cabang dilaksanakan oleh sebuah kepanitiaan yang dibentuk oleh Komisariat dan atau DPC GMNI dan disahkan oleh DPC GMNI
·      Kepanitiaan KTD juga dapat dibentuk dengan cara lintas komisariat (kepanitiaan bersama) yang di koordinir oleh DPC GMNI
2.     Teknis Pelaksanaan
·      Waktu pelaksanaan KTD maksimal adalah 7 (tujuh) hari
·      Peserta KTD adalah anggota GMNI yang telah memenuhi syarat keanggotan (telah mengikuti PPAB).
·      KTD dapat dilaksanakan dengan minimal peserta adalah 10 (sepuluh) orang.
·      Interval waktu dari PPAB ke KTD adalah minimal 1 (satu) bulan dan maksimal 1 (satu) tahun.
·      Pemateri dalam KTD adalah Pengurus DPC GMNI, Guru Kader dan atau Kader GMNI yang ditunjuk oleh DPC
·      Proses upacara pembukaan dan penutupan KTD dilakukan oleh DPC GMNI

B.     EVALUASI DAN KRITERIA PENILAIAN
·         Evaluasi peserta KTD GMNI dilaksanakan oleh Pengurus Komisariat dan atau DPC GMNI dengan memperhatikan saran dan masukan dari kepanitiaan KTD
·         Evaluasi peserta KTD dilakukan selambat-lambatnya satu minggu setelah uji lapangan dilaksanakan.
No.
Kriteria
Penilaian (%)
1
Kehadiran (absensi) peserta dalam materi KTD
50
2
Keaktifan peserta dalam forum KTD
20
3
Sikap dan perilaku (attitude) peserta dalam mengikuti KTD
20
4
Wawancara
10

Total
100

·         Peserta KTD yang berhak dinyatakan lulus adalah yang mendapatkan penilaian minimal 75 %
·         Peserta KTD yang tidak lulus dalam proses KTD dapat mengikuti pada KTD berikutnya

C.      PENGESAHAN DAN PELANTIKAN
·         DPC berwenang melakukan pengesahan terhadap peserta KTD
·         Pengesahan dan pelantikan peserta yang telah mengikuti KTD menjadi kader GMNI sepenuhnya menjadi wewenang DPC GMNI berdasarkan hasil evaluasi KTD.