Oleh
: Agnes Sri Poerbasari , untuk loknas GMNI,5 September 2009
LATAR BELAKANG PEMILIHAN TEMA
Kembali ke teks ( pemikiran dan tulisan soekarno)
untuk Menemukan nilai – nilai yang dapat menjadi visi ?
fundamen bagi gerakan perempuan di Indonesia Dalam kehidupan sehari – hari { praktis), nilai –
nilai tersebut, di harapkan dapat menjiwai tindakan – tindakan untuk mencapai
tujuan yang di cita – citakan.
TEKS “ SARINAH”
Ditulis ( diselesaikan ) pada tahun 1948 di padangan (
dekat madiun saat soekarno dan keluarga mengungsi akibatAgresi Militer
Belanda. Sarinah (riil) adalah pengasuh Soekarno masa kecil .
Sarinah dikenang sebagai seseorang yang mengasihi soekarno sekaligus berjasa
menanamkan ras cinta terhadapa orang kecil. Jadi, bagi Soekarno ,Sarinah adalah symbol orang kecil
namun berbudi luhur.
STRUKTUR TEKS
Bab I .Sarinah merupakan istilah untuk menyebut
perempuan Indonesia saat itu (tahun 40’an) yang masih terbelakang, dipingit,
belum merdeka.
Bab III_V, Sarinah digunakan sebagai istilah untuk menyebut
perempuan tertindas dibelahan dunia manapun, namun perempuan ini giat bergerak
untuyk memperbaiki nasibnya.
Bab VI, Soekarno lebih banyak menggunkan kata wanita
Indonesia ketimbang Sarinah untuk menjelaskan peran perempuan Indonesia dalam
perjuangan Republik Indonesia (dalam bab ini , pembicaraan tentang perempuan
hanya munculmenjelang akhir tulisan).
ISI BUKU , SELAYANG PANDANG
BAB I – V merupakan pengantar, kondisi perempuan
Indonesia umumnya posisi perempuan dalam berbagi masa ( mulai mas purba, masa
matriakat hingga masa patruakat), serta tingkat – tingkat gerkan perempuan yang
di tulis secara detil yitu : tingkat menyempurnkan keperempuan , tingkat
femnisme atau perjuangan kesetaraan dan tingkat gerakan sosialisme.
Bab VI berbicara tentanag perjuangan Republik
Indonesia ( Revolusi Nasional, dan revolusi Sosial), serta signifikan kekuatan
perempuan.
ANALISIS TEKS
Masalah perempuan : Soekarno mengadopsi pemikiran
Henriette Roland Holst : perempuan di alam kapitalis mengalami “Scheur”/
keretakan jiwa yang terbelah akibat keharusan bekerja di luar rumah sekaligus
mengabdi pada keluarga ? mengerjakan pekerjaan domestic ( double burden) Landasan
teoritis: Marx, engels, August, bebel, Clara Zetkin, Henriette Roland Holst,
Troestra, Jean Jaures, dsb.
THESIS
1. Masalah
perempuan bukan masalah perempuan semata
2. Masalah
perempuan adalah masalah masalah kemanusian
3. Masalah
perempuan adalah masalah masyarakat dan Negara
4. Gerakan
perempuan adalah gerakan yang di perjuangkan baik laki – laki maupun perempuan
demi masyarakat , Negara dan kemanusian yang lebih baik
5. Gerakan
perempuan harus merupakan Pergerakan sosilisme yang menuju pada tatanan DUNIA
BARU
APA ITU DUNIA BARU?
Dalam teks Sarinah, dunia baru ,merupakan istilah yang
di gunakan Soekarno untuk menggambarkan : Masyarakat yang adil dan sejahtera ,
tidak ada eksploitasion antar manusia , amaupun antar Negara, tidak ada
kemiskinan dan kapitalisme, tidak ada perbudakan , serta tidak ada lagi
perempuan yang sengsara.
Degan kata lain: suatu tatanan masyarkat yang penuh
keadilan dan kesejahteraan, di mana laki – laki dan perempuan sama – sama
merdeka dan sejahtera.
KESIMPULAN
Dari
Landasan teori yang digunakan:
Soekrno mengacu pada paradigm perubahan social(
tekanan pada revolusi, gerkan kekuatan masyarakat untuk membangun,dll.
Perubahan social mensyaratkan adanya gerak seperti mengorganisasi, berserikat
atau bergabung dalam partai politik.
Nilai keadilan social sant dominan dalam pemikiran
Soekarno, yang nanti berperan dalam penciptaan konsep Dunia Baru.
RELEVANSI PEMIKIRAN SOEKARNO BAGI GERAKAN PEREMPUAN.
1. Aspek
nilai : Pemikiran Soekarno mengangkat nilai – nilai : tanggung jawab perempuan
sebagi fundamen perubahan masyarakat, Negara guna menuju kemanusian yang ;lebih
bermartabat.
2. Nilai
kemanusian dan keadilan social. Perjuangan perempuan adlah perjuangn menuju
keadilan social dan kemanusian ( Dunia baru)
3. Nilai
kerjasama. Gerakan perempuan bukan hanya milik kaum perempuan tapi juga
laki – laki.
4. Nilai
kebangsaan, keberhasilan gerakan perempuan juga ditentukan oleh tanggung jawab
perempuan dalam perjuangn untuk menegakkan negara dan bangsa.
ASPEK PRAKTIS
1. Masalah
“Scheur” telah menimpa sebagian besar perempuan Indonesia, baik kelompok buruh
, tani, hingga perempuan kelas mengah di perkoa5taan.
2. Permasalahan
tersebut harus dicari solusi menyeluruh mencakup: kebijakan tentang gaji,
pemukiman, kesehatan, keaman, transportasi, penitipan anka, dsb.
3. Perubahan
bisa berjalan bila perempuan Indonesia aktif berjuang , mengorganisasi diri,
berserikat, masuk parpol, dsb untuk mendorong undang – undang yang adil.
TERIMA KASIH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar