Sabtu, 02 Juni 2012

Keynote Speech Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Pada Acara " Lokakarya Nasional GMNI" Tahun 2009


MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
REPUBLIK INDONESIA
KEYNOTE SPEECH
MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN RI
PADA ACARA
“LOKAKARYA NASIONAL GMNI”
Jakarta, 4 September 2009
Yang Terhormat ;
Yang Terhormat; Para Nara Sumber
Yang saya cintai Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, para senior Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, para pemimpin organisasi kepemudaan,
Yang terhormat Undangan, dan Hadirin yang bahagia.
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita sekalian.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat berkumpul pada hari ini dalam keadaan sehat wal’afiat untuk menghadiri acara Lokakarya Nasional Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia ini. Pada kesempatan yang baik ini saya selaku Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, menyampaikan selamat atas terselenggaranya Lokakarya Nasional ini. Saya menitipkan pesan kepada pengurus Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, semoga mandat, dukungan, dan kepercayaan penuh seluruh anggota dapat dijadikan modal berharga untuk menjalankan tugas dengan sebaiknya-baiknya, berada di garis depan organisasi memperjuangkan visi dan misi yang telah menjadi komitmen bersama. Saya juga sangat bergembira karena saya yakin bahwa tujuan utama institusi ini adalah untuk turut serta memperjuangkan kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat Indonesia sebagai mana dipesankan oleh para pendiri bangsa (Founding Fathers) yang secara cerdas mencantumkannya dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Hadirin yang berbahagia,

Mempelajari sejarah gerakan perempuan di Indonesia akan mengiring kita dalam catatan tentang perjuangan perempuan untuk menyatakan keberadan dirinya ditengah pergulatan kebangsaan. Keterlibatan perempuan dalam organisasi lebih banyak dikaitkan pada masalah yang menjadi keprihatinan perempuan, seperti pendidikan,poligami yang sentiasa dibicarakan dalam kerangka pembangunan bangsa. Kebangkitan gerkan perempuan tidak bisa kita lepaskan dari peran intelektual perempuan pada abad 20 seperti Kartini dan Roehana koeddoes, adalah peletak dasar ajuan kemajuan perempuan dan bangsa, yang sejak dini sudah menyatakan bahwa perempuan seharusnya perempuan seharusnya berperan dalam pembangunan bangsa.

Pergerakn perempuan di Indonesia juga di tulis oleh Soekarno, diantaranya adalah tentang Sarinah. Dalam buku ini beliau mengemukakan bagaimana seharusnya perempuan Indonesia bertindak tertuma sebagi pejuang. Disamping itu beliau juga mengemukaan ide – ide politik dan Negara yang semuanya beliau kaitan dengan kehadiran perempuan yang menurutnya sangat penting dalam mendukung keberhasilan perjuangan. Dengan kata lain perjuangan tanpa kehadiran perempuan tidak akan berhasil secara makssimal. Soekarno mempunyai pemikiran bahwa perempuan pun manusia manusia yang bisa berkarya, peran perempuan dalam menunjang kehidupan dalam keluarga , masyarakat dan Negara sangatlah besar.

Hadirin yang berbahagia,

Secara garis besar Soekarno dalam bukunya ini ia mengemukakan ide pokoknya tentang tahapan perkembangan suatu bangsa yang di lihat dari pergerakan masyarakat atau ideologi. Adapun tingkatan pergerakan adalah sebagai berikut.
  1. Tingkat pertama, pergerakan menyempurnakan “kepemimpinan”, yang lapangan usahanya ialah memasak, menjahit, berhias, bergaul, memelihara anak dan sebagainya.
  2. Tingkat kedua, memperjuangkan persamaan hak dengan kaum laki – laki. Programnya yang terpenting ialah hak untuk melakukan pekerjaan dan hak pemilihan.
  3. Tingkat ketiga, pergerakan sosialisme, dalam mana perempuan dan laki – laki bersama sama berjuang bahu membahu, untuk mendatangkan masyarakat sosialistis, diman perempuan dan laki – laki sama – sama sejahtera, sama – sama merdeka.
Dari ketiga tingkatan pergerakn ini Soekarno juga ingin mengajak seluruh perempuan Indonesia, khususnya pada masa di mana Indonesia baru saja menghirup udara kemerdekaan, untuk bersama- sama bahu membahu membangun dan mengisi kemerdekaan dan karya – karya terbaik dari laki – laki dan perempuan sebagai anak negeri .

Hadirin sekalian berbahagia,

Bila kita menengok sejarah bagaimana bangsa Indonesia berjuang merebut kemerdekaan dengan pengorbanan dan cucuran darah para pejuang. Ir. Soekarno, yang pada tahun 1930 secara berapi-api memaparkan Indonesia menggugat dihadapan pengadilan Hindia Belanda, sangatlah jelas dengan bacaan sosialisme yang dilahapnya.  Soetan Sjahrir, sebgaimana di kutip oleh almarhum YB.Mangunwijaya mengatakan: sosialisme adalah ajaran dan gerakan mencari keadilan di dalam kehidupan kemanusiaan. Sosialisme adalah ajaran politik yang memihak golongan miskin dan tidak berupaya yaitu kaum ploretar. Ia menentang golongan yang menggunakan kekayaannya untuk kepentingan dirinya dengan memperoleh untung dari kemiskinan orang yang dipekerjakan pada perusahaan-perusahaannya. Mereka yang mampu dan berupaya itu biasanya adalah golongan yang berkuasa dalam Negara. Sehingga Negara pun selalu berpihak pada mereka, sedikitnya selalu membela kepentingan mereka dengan perundangan yang menjamin kedudukan dan kekayaan mereka. Sosialisme selalu mengiktiharkan supaya lebih banyak kaum miskin di dunia menolak nasibnya sebagai kaum miskin, hina, dan tertindas dan menuntut perubahan sehingga tidak ada lagi kaum tertindas dan kaum yang menindas, dan tidak ada lagi kaum yang menghisap dan kaum yang dihisap. Yang lain lagi adalah seseorang negarawan yang juga pernah menjadi Perdana Menteri, yakni Soetan Sjahrir. Bersama Hatta, ia berjuang agar prinsip-prinsip kedaulatan Rakyat, keadilan social bagi seluruh rakyat dan penghormatan kepada martabat manusia menjadi kehidupan nyata Negara dan masyarakat Indonesia.

Hadirin sekalian yang berbahagia,

Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan (KNPP) mempunyai 5 (lima) tugas pokok dan fungsi yaitu: (1) Penetapan Kebijakan; (2) Koordinasi; (3) Sosialisasi dan Advokasi; (4) Fasilitasi; dan (5) Monitoring/Evaluasi dalam Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak. KNPP mendorong serta mengkordinasikan semua sektor pembangunan dan segenap komponen bangsa untuk bekerjasama secara sinergis dalam melaksanakan pembangunan nasional dengan memperhatikan kedilan dan kesetaraan Gender dalam program-programnya.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut, telah ditetapkan Visi pembangunan pemberdayaan perempuan yaitu: “Terwujudnya kesetaraan genderdalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”. Sedangkan visi kelembagaan adalah: “ Menjadi instansi penggerak dalam mewujudkan kesetaraan gender ( dan perlindungan anak) dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.

Untuk mencapai visi tersebut diatas telah misinya yaitu: 1). Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak; 2). Meningkatkan peran dan posisi perempuan dalam bidang politik dan pengambilan keputusan; 3). Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan; 4). Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak; 5). Meningkatkan pelaksanaan dan memperkuat kelembagaan pengurus utamaan gender; dan 6). Meningkatkan partisipasi masyarakat.

Hadirin dan Peserta yang berbahagia,

Tujuan dari pembangunan pemberdayaan perempuan adalah untuk meningkatkan status, posisi dan kondisi perempuan agar dapat mencapai kemajuan yang setara dengan laki-laki. Selanjutnya sesuai dengan Peraturaan Presiden No.7/ 2005  tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2005-2009, sasaran Pembangunan pemberdayaan Perempuan adalah: (1) terjaminnya keadilan gender dalam berbagai perundang-undangan, program pembangunan, dan kebijakaan publik; (2) menurunya kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki, yang diukur oleh angka GDI dan GEM;(3) menurunnya tindak kekerasaan terhadap perempuan dan anak; (4) meningkatnya kesejahteraan dan perlindungan anak; dan (5) meningkatnya kemampuan kelembagaan dan jaringan PUG dan anak termasuk ketersediaan data dan peningkatan partisipasi masyarakat. Sasaran ini dicapai melalui program pokok: 1). Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan; 2). Peni ngkatan dan Kesejahteran dan Perlindungan Anak; 3). Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan; dan 4). Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan  Gender dan Anak.

Hadirin dan Peserta yang berbahagia,

Pembangunan di berbagai bidang tanpa kepekaan gender dapat dipastikan akan menciptakaan ketidakadilan bagi perempuan. Agar arah, kebijakan, dan program pembangunan pemberdayaan perempuan dapat segera dilaksanakan, Pemerintah telah merumuskan strategi pengarusutamaan gender dengan menerbitkan Instruksi Presiden No.9 Tahun 2000 tentang PePengarusutaman Gender dalam Pembangunan Nasional.

Pengarusutamaan Gender (PUG) merupakan suatu strategi untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender (KKG) melalui kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki kedalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program di brbagai bidang kehidupan dan pembangunan.

Untuk mencapai keberhasilan strategi PUG, pembangunan pemberdayaan perempuan di Indonesia harus dilandasi oleh pola piker (mindset) bahwa perempuan merupakan agen pembaharuan( agent of change) untuk mencapai taraf kemajuan, sebagai kelompok yang memiliki berbagai potensi dan sifat-sifat positif bagi kemajuan. Berkaitan dengan hal itu, upaya yang berkesinambuangnan untuk menanggalkan pola piker patriarkis, yang cenderung menganggap perempuan Indonesia sebagai beban dan hambatan pembangunan harus terus dilakukan. Karena itu, pembangunan permberdayaan di berbagai bidang diarahkan agar perempuan memiliki kesetaraaan dalam akses, partisipasi, control dan manfaat atas proses dan hasil pembangunan sebagai mana laki-laki.

Hadirin dan Peserta yang berbahagia,

Upaya pelaksanaan pembangunan pemberdayaan perempuan telah membawa kemajuan cukup signifikan. Sebagai tindak lanjut Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000, Pemerintah melalui KNPP telah membuat komitmen polotik bahwa perempuan dan anak merupakan sasaran penerima dampak pembangunan di semua bidang program pembangunan. Kebijakan dan Peraturan perundang-undangan telah diterbitkan dalam rangka meneguhkan komitmen tersebut antara lain:
  • Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
  • Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga;
  • Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang;
  • Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang pornografi;
  • Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Tata Cara dan Mekanisme Pelayanan Terpadu Bagi Saksi dan/ atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang;
  • Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri dan Kapolri Tahun 2002 tentang Pelayanan Terpadu terhadap Perempuan dan Anak Korban Kekerasan;
  • Pembentukan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (  P2TP2A).
Kebijakan dan Peraturan perundang-undangan tersebut diberlakukan secara kontekstual di setiap daerah sesuai dengan semangat otonomi daerah. Secara khusus di bidang politik, KNPP dengan dukungan dan kerjasama kaum perempuan dari segenap elemen masyarakat telah memasukan klausul Tindak Khusus Sementara( Affirmatife Action), yaitu bagi perempuan untuk memasuki arena politik denganketerwakilan sedikitnya 30 % pada Undang-Undang No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik dan Undang-Undang No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD.

Walau sudah ada kemajuan signifikan, upaya pemberdayaan perempuan di berbagai bidang( pendidikan, kesehatan, ekonomi dan ketenaga kerjaan, hokum, dan politik) masih harus lebih diti ngkatkan mengingat isu dan permasalahn actual yang dihadapi masyarakat utamanya perempuan dan anak semakin kompleks.

Hadirin dan Peserta yang berbahagia,

Sebelum mengakhiri sambutan ini, saya menyampaikaterima kasih kepada seluruh panitia Loka Karya Nasional GMNI atas segala dukungan dan kerjasama yang diberikan demi suksesnya penyelenggaraan acara ini. Tidak lupa juga terima kasih kepada teman-teman dari media massa yang turut hadir dan meliput acara ini. Kepada seluruh hadirin, saya menyampaikan permohonan maaf jikalau dalam penyampaian sambutan saya terdapat hal-hal yang kurang berkenan.

Akhirnya, saya mengajak semua yang hadir disini untuk memanfaatkan sebaik-baiknya forum ini. Saya mengharapkan forum ini bisa melahirkan Pemimpin-pemimpin Nasional yang memiliki pandangan luas terhadap kesetaraan dan keadailan gender.

Dengan mengucap Bismillah hirrahmanirrahim, Lokakarya Nasional Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia dengan tema “ Penguatan Gerakan Sarinah Untuk Mewujudkan Sosialisme Indonesia” saya nyatakan dibuka.

Terima kasih atas perhatiannya.
Wabillahi taufik wal hidayah
Wasalamualikum warahmatulllahi Wabarakatuh.
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan
Republik Indonesia
Prof. Dr. Meutia Hatta Swasono

1 komentar:

  1. selamat siang..
    sugeng Rahayu..

    semoga rumusan yang di buat, mampu meyadarkan para kader permpuan yang ada. karena tatkla dia sadar maka dia akan bangkit..dan didalam keangkitanya mereka akan berproses untuk menjadi yang berkualitas.
    teteplah semangat salam juang dari saya untuk kalian..para Kader bangsa.
    Merdeka...!
    Merdeka....!!
    Merdeka......!!!
    walithofik walidhya wss.wrb

    BalasHapus