KADERISASI TINGKAT DASAR
(KTD)
1. Maksud
Kaderisasi
Tingkat Dasar atau disingkat KTD adalah proses pengkaderan tingkat pertama (basic) dan proses indoktrinasi awal yang
ditujukan kepada seluruh anggota GMNI yang telah disahkan melalui PPAB. Proses KTD lebih mengutamakan pengenalan ideologi kepada para
calon kader sehingga dapat mengenal ideologi Marhaenisme secara menyuluruh,
tidak tekstual dan parsial. Dengan pemahaman ideologi yang baik didukung dengan
keyakinan atas ideologi tersebut, maka para anggota calon kader tersebut
diharapkan akan mampu menjalankan tugas-tugas perjuangan secra konsisten mulai
dari metode berfikir yang dipakai hingga pola prlikau keseharian.
2. Tujuan
Tujuan pokok
KTD adalah mempersiapkan para anggota GMNI menjadi kader yang memahami dan
meyakini Marhaenisme sebagai metode berpikir dalam kehidupan pribadi maupun
dalam kehidupan sosialnya. Oleh karena itu, maka KTD berfungsi sebagai proses
indoktrinasi untuk merubah mental dan cara berfikirnya agar lebih
progresif-revolusioner dan berkepribadian untuk menjadi kader ideologis yang
siap berjuang atas nama organisasi dan ideologi.
3. Format Pengkaderan
Format/bentuk
pengkaderan yang dilaksanakan dalam KTD adalah dalam bentuk materi ruang yang
dilaksanakan di tempat-tempat yang bernuansa alam, jauh dari keramaian.
Pemilihan tempat tersebut bertujuan untuk memudahkan proses indoktrinasi awal. Dengan asumsi bahwa hal tersebut akan
lebih mengkonsentrasikan diri para peserta untuk menyerap seluruh materi yang
diberikan dalam proses KTD.
Di dalam KTD
sebagai proses internalisasi ideologi para peserta terkhusus akan diberikan
pemahaman terkait dengan ideologi Marhaenisme. Para
peserta juga akan diberikan pemahaman tentang landasan filosofis dari
Marhaenisme serta metode-metode berfikir yang terkandung didalamnya, seperti
dialektika materialism dan historis materialism (MDH). Selain daripada itu para
peserta juga akan diberikan pemahaman terkait dengan keorganisasian agar para
peserta mampu mengimplementasikan disiplin organisasi dan disiplin gerakan nantinya,
serta sebagai tambahan mulai mengenal model-model dan proses pengorganisasian massa lewat materi
pengorganisasian.
4. Metode
Metode yang di gunakan
dalam kegitan KTD ini adalah :
-
Kuliah Umum;
-
Ceramah,
-
Dialog,
-
Diskusi
-
Lapangan
5. Materi
Materi-materi yang disampaikan dalam KTD
adalah materi yang terkait dengan pendalaman pemahaman sejarah filsafat dan
ideologi serta keorganisasian GmnI dan pengorganisasian massa. Dengan tujuan
agar para peserta mampu memahami hakikat
dari ideologi Marhaenisme dan substansi dari perjuangan kerakyatan yang
dijalankan oleh GMNI. Selain itu juga memahami cara mengelola organisasi dan
disiplin-disiplin didalamnya, ditambah mengenali proses-proses dan model-model pengorganisasian massa.
Berikut 11 (sebelas) materi pokok dalam KTD:
·
Manajemen Organisasi
Meliputi pemahaman tentang manajemen
organisasi dan melatih karakter kepemimpinan serta pendalaman pemahaman akan
sistem keorganisasian GMNI. Materi ini diberikan dengan
alokasi waktu 180 menit.
·
Nasionalisme
Indonesia
Meliputi pendalaman materi tentang
Nasionalisme Indonesia.
Materi ini diberikan dengan alokasi waktu
minimal 180 menit.
·
Analisa
Sosial
Meliputi kajian tentang pemetaan struktur
kemasyarakatan secara utuh dan menyeluruh dalam kaitannya dengan menganalisa
persoalan-persoalan yang ada dalam masyarakat pada berbagai aspek seperti:
ekonomi, politik, hukum dan lain sebagainya.
Materi ini
diberikan dengan alokasi waktu minimal 180 menit.
·
Advokasi dan
Pengorganisasian
Meliputi pengenalan tentang proses dan
model-model pengorganisasian massa.
Materi ini
diberikan dengan alokasi waktu minimal 180 menit.
·
Pengantar Filsafat dan Methode Berfikir Marhaenis
Meliputi pemahaman tentang filsafat, secara
khusus yang terbagi pada dua aliran besar yaitu filsafat materialisme dan filsafat
idealisme.
Materi ini
diberikan dengan alokasi waktu minimal 180 menit.
·
Marhaenisme
Meliputi pemahaman yang holistic tentang ideologi Marhaenisme.
Materi ini diberikan alokasi waktu 240 menit (dapat dibagi menjadi beberapa sesi).
·
Empat Kutub Ideologi
Mengetengahkan
Marhaenisme, Komunisme, Kapitalisme, Islamisme (Pan Islamisme). Mengkaji
kerangka pengenalan dasar berfikir dari setiap Ideologi, sejarah terbentuknya
ideologi tersebut, keterlibatan antar ideologi satu sama lain, dan dinamisasi
empat ideologi pada konteks perkembangan dunia hari ini.
Materi ini diberikan
alokasi waktu 180 menit.
·
Manajemen Aksi dan Teknik Persidangan
Manajemen aksi meliputi pemahaman mengenai bagaimana
melakukan perancanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi terhadap
Aksi yang dilakukan. Sementara Teknik persidangan memberikan pemahaman meliputi
tatacara persidangan dalam di GmnI .
Materi ini diberikan waktu minimal 180 menit.
·
Sarinah
Meliputi penjelasan intisari buku Sarinah, dasar
Feminisme, analisis gender dan transformasi sosial.
Materi ini diberikan waktu minimal 180 menit
·
Pengantar Politik Indonesia
Meliputi pengertian politik
menurut pandangan dari beberapa ahli, memahami sistem politik Indonesia,
interaksi politik serta tindakan-tindakan politik.
Materi ini diberikan dengan alokasi waktu 180 menit
·
Materi Muatan Lokal (Mulok)
6. Kerangka dan Acuan Materi
a.
Manajemen Organisasi
Materi ditujukan untuk memberikan pemahaman kepada
para peserta mengenai manajemen organisasi, bagaimana mengelola dan
memaksimalkan potensi-potensi yang ada dalam organisasi, mengatur dan menyusun
program gerakan serta bagaimana mengenali dan menganalisa
permasalahan-permasalahan yang ada dan cara penyelesainnya (problem solving), diteruskan dengan
pemahaman bagaimana melakukan pengambilan keputusan yang cepat, tepat dan bijaksana dalam menghadapi berbagai persoalan.
Selanjutnya para
peserta dididik untuk lebih memahami disiplin organisasi dan disiplin gerakan
yang mendukung pola perjuangan dan pola gerakan GMNI,
dengan cara memahami kembali sistem keorganisasian GMNI serta terkhusus pola
dan karakter gerakan perjuangan GMNI.
Dengan menyampaikan
materi manajemen organisasi, maka para calon kader diharapkan dapat
menuguasai manajemen organisasi serta menguasai karakter dan teknik-teknik
kepemimpinan yang baik. Disamping itu para calon kader harapannya dapat
memahami serta dapat mengimplementasikan disiplin keorganisasian dan disiplin
dalam gerakan dalam berorganisasi.
b.
Analisa
Sosial
Materi analisa sosial meliputi kajian tentang
pemetaan pola dan karateristik masyarakat, sistem sosialnya, struktur
sosialnya, hubungan-hubungan ekonomi politik pada suatu
komunitas masyarakat tertentu untuk kemudian mengidentifikasi dan menentukan
kontradiksi pokok yang terjadi dalam masyarakat itu dengan tetap memperhatikan
berbagai variabel yang ada dalam masyarakat
tersebut. Untuk mendukung hal itu penting untuk memberikan pemahaman tentang
metode dan teknik dalam melakukan analisa sosial.
Dengan adanya
materi ini para peserta KTD diharapkan dapat memahami dan memiliki kemampuan
dalam melakukan analisa sosial, yang bertujuan sebagai
sarana untuk membantu para kader dalam melakukan pengorganisasian massa (machtvorming) nantinya.
c.
Advokasi dan
Pengorganisasian
Materi
advokasi dan pengorganisasian meliputi pengenalan tentang teknik-teknik
advokasi dan pemberdayaan masyarakat dalam kerangka pengorganisasian massa yang
ditujukan untuk menyebarluaskan ideologi ketengah-tengah basis rakyat. Selain
itu para calon kader akan diperkenalkan dengan model dan teknik-teknik
pengorganisasian massa Marhaen.
Dengan
pengenalan ini maka para peserta KTD diharapakan dapat mengenali teknik-teknik advokasi dan pemberdayaan
masyarakat serta model-model pengorganisasian massa. Disamping itu para peserta
diharapkan lebih mendalami tugas dan tanggung jawab perjuangan untuk
mengorganisir massa demi menjalankan usaha-usaha perjuangan nasional nantinya.
d.
Nasionalisme
Indonesia
Materi Nasionalisme Indonesia ini adalah
pendalaman pemahaman atas materi pengantar nasionalisme
dalam masa PPAB. Materi nasionalisme Indonesia ini mencakup tahapan sejarah munculnya Nasionalisme di dunia dengan merujuk
pada teori dan konsep beberapa tokoh seperti Ernest Renan, Otto Bauer dan
lainnya. Kemudian tahapan sejarah munculnya Nasionalisme di dunia yang dimulai
dari awal abad XI (perang antar agama), kemudian perang di abad pertengahan,
sampai perang dunia I dan perang dunia II.
Perang antar agama di abad XI ditujukan untuk
mengetahui tentang motif-motif yang melandasi perang tersebut, apakah benar
atas dasar kepentingan agama ataukah hanya sebatas kepentingan perluasan
(ekpansi) wilayah kekuasaan terkait dengan perebutan sumber-sumber kekayaan
(sumber daya ekonomi) masing-masing pihak. Peperangan yang terjadi di abad
pertengahan ditujukan untuk mengetahui karateristik
nasionalisme yang mulai timbul pada masa itu, dengan mengkritisi tujuan-tujuan
dari peperangan tersebut. Begitu pula perang dunia I dan II yang ditujukan
untuk mengetahui kadar karateristik Nasionalisme yang melandasi semangat
masing-masing Negara sehingga memunculkan perang antar Negara tersebut.
Disamping itu materi ini juga membahas tentang analisa komparatif antara
nasionalisme yang berkembang di Negara-negara kapitalis (liberal),
Negara-negara monarki, negara-negara fasis serta memberikan pemahaman lahirnya nasionalisme Indonesia yang
didasarkan pada theory Ernest Rennan, Otto Bauer yang dilengkapi oleh teori
geopolitik Soekarno. Dari analisa komparatif tersebut kemudian direlevansikan dengan
Nasionalisme yang berkembang di Indonesia, terutama mengenai karakter dan
cita-cita masing-masing Nasionalisme. Penjelasan tentang tantangan-tantangan
Nasionalisme Indonesia menghadapi Neo liberalisme, kosmopolitisme dan
etnonasionalisme serta ultranasionalisime.
Berdasarkan uraian di atas secara garis besar
materi nasionalisme Indonesia dapat dijabarkan sebagai berikut:
·
Sejarah lahirnya Nasionalisme di dunia
·
Teori dan tokoh nasionalisme
-
Ernest Renan
-
Otto Bauer
-
Gandhi (dan jika dipandang perlu, teori dan
tokoh dapat ditambahkan pemateri)
·
Sejarah peperangan dunia dan Nasionalisme
·
Sejarah Nasionalisme Indonseia
·
Karateristik Nasionalisme Negara-negara dunia
-
Nasionalisme di Negara kapitalis (liberalis).
-
Nasionalisme di Negara Komunis.
-
Nasionalisme di Negara Facis .
-
Nasionalisme di Negara Monarki.
-
Nasionalisme di Negara Keagamaan.
·
Karateristik Nasionalisme Indonesia
·
Studi komparasi nasionalisme Indonesia dengan
Nasionalisme di Negara-negara lain
·
Tantangan Nasionalisme Indonesia
-
Nasionalisme Indonesia dan Neo liberalisme
-
Nasionalisme Indonesia dan kosmopolitisme
-
Nasionalisme Indonesia dan etno Nasionalisme
-
Nasionalisme Indonesia dan ultra Nasionalisme
e.
Pengantar Filsafat dan Metode Berpikir Marhaenis
Materi ini mencakup sejarah kehidupan dan
pemikiran filsafat yang berkembang di dunia dari era yunani kuno hingga saat
sekarang ini. Dengan memperkenalkan pemikiran-pemikiran filsafat yang hingga
kini masih berpengaruh seperti: Heraclitus, Parmanides, Socrates, Aristoteles,
Plato dan lain sebagainya.
Setelah itu arus pemikiran filsafat yang
berkembang dikerucutkan pada dua arus besar aliran filsafat, yaitu filsafat
idealisme dan filsafat materialism. Pemaparan ini dengan menelaah
pemikiran-pemikiran filsafat Hegel terutama mengenai diaketika serta konsepsi “Idealisme absolute” yang dikemukan Hegel
Pemikiran filsafat Hegel sebagai keterwakilan
dari arus besar filsafat idealisme kemudian dikomparasikan dengan pemikiran
filsafat Feurbach tentang hukum-hukum materialism yang mewakili arus besar
pemikiran filsafat materialisme sebagai wujud kritik terhadap filsafat idealisme
yang dikembangkan Hegel.
Dengan memahami materi filsafat ini maka
diharapkan pola berpikir kritis (berpikir filsafat) dapat terinternalisasi
dengan baik pada para peserta sehingga mampu melihat berbagai kondisi dan
situasi dengan kritis namun tetap bijaksana. Selain itu diharapkan para peserta
akan mampu memahami dan menyelami latar filosofis dari munculnya
ideologi-ideologi yang ada di dunia dan aliran filsafat yang mempengaruhinya.
f.
Materi
Marhaenisme
Pemberian materi Marhaenisme dimulai dari awal mula proses sejarah
munculnya Marhaenisme di Indonesia. Pengkajian tersebut meliputi pengkajian
yang mengupas landasan-landasan pemikiran filsafat dari Marhaneisme dan
metode-metode berpikir yang meliputi Marhaenisme, yaitu Historis-Materialisme
dan Dialektika Materialisme. Dalam pengkajian tersebut dikaitkan dengan
Marxisme sebagai ideologi yang secara khusus menginspirasi Sukarno sehingga
akhirnya melahirkan Marhaenisme.
Proses tersebut
selanjutnya dikaitkan dengan pandangan-pandangan Sukarno tentang realitas sejarah kolonialisme dan imperialism di
Indonesia pada masa pra kemerdekaan yang berakibat pada penindasan dan
penghisapan kehidupan rakyat. Sejarah munculnya Marhaenisme juga ditinjau dari
ide-ide yang mengilhami pemikiran Sukarno sehingga menemukan Marhaenisme
tersebut.
Pengkajian materi
Marhaenisme meliputi kajian atas 3 (tiga) pokok unsur pembentuk ideologi marhaenisme yaitu: sosio-nasionalisme, sosio demokrasi dan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Sosio
Nasionalisme merupakan pandangan hidup yang menjelaskan tentang watak dan
karateristik nasionalisme Indonesia yang tidak sempit dan bersendi pada
persatuan Nasional untuk menyelamatkan seluruh rakyat Indonesia dari
penindasan, serta bersandar pada internasionalisme yang mana berbeda dengan
Nasionalisme Negara-Negara lain. Sosio-Demokrasi adalah sistem sosial-politik
dan Sosial-Ekonomi yang berlandaskan dan berasal dari sendi-sendi cara
kehidupan masyarakat Indonesia yang mana dalam proses hubungan ekonomi dan
pengambilan keputusan taat pada azas kekeluargaan, musyawarah-mufakat dan
prinsip-prinsip keterwakilan. Ketuhanan Yang Maha Esa adalah prinsip dasar
kepercayaan masarakat Indonesia akan konsep-konsep berketuhanan sebagai bagian
dari kepribadian kebudayaan masyarakat Indonesia.
Selanjutnya pengkajian
materi dititkberatkan pada pembangunan keyakinan tentang Marhaenisme sebagai
ideologi dan azas perjuangan. Marhaenisme sebagai ideologi adalah pandangan dan
cita-cita hidup yang harus dipegang teguh oleh seluruh kader GmnI. Marhaenisme
sebagai azas perjuangan adalah cara dan usaha dalam mewujudkan cita-cita luhur
Marhaenisme, yaitu terwujudnya tatanan masyarakat yang adil dan makmur,
masyarakat sosialis Indonesia. Cara dan usaha itu antara lain meliputi,
Machtvorming, Non kooperasi, Radikalisme gerakan, Massa aksi, dengan tetap
berpegang pada prinsip self help dan self
reliance.
Berdasarkan
uraian di atas secara garis besar materi nasionalisme Indonesia dapat
dijabarkan sebagai berikut:
·
Kerangka pemikiran Karl Max
-
Marxisme sebagai sintesis dari pemikiran
Hegel (tesis) dan pemikiran Feurbach (antitesa)
-
Materialisme Dialektika Historis (MDH) serta
teori dan konsep dalam Marxisme sebagai antitesa sistem kapitalisme
·
Sejarah Lahirnya Marhaenisme
-
Realitas sejarah kapitalisme dan imprealisme
di Indonesia
-
Marhaenisme sebagai pandangan hidup dan jiwa
rakyat Indonesia.
-
Marhaenisme sebagai Marxisme yang diterapkan
(toegepast) di Indonesia
-
Marhaenisme sebagai antitesa kolonialisme dan
kapitallisme.
·
Unsur-unsur pembentuk Marhaenisme
-
Sosio-nasionalisme
-
Sosio-demokrasi
-
Ketuhanan Yang Maha Esa
·
Azas perjuangan dalam Marhaneisme
-
Machtvorming dan Machtanwending
-
Non Kooperasi
-
Radikalisme gerakan
-
Massa aksi
-
Prinsip Self
help dan self reliance
g.
Manajamen Aksi dan Teknik Persidangan
Materi ini memberikan informasi tentang bagaimana
suatu manajemen aksi dalam skala luas, massif dan berkesinambungan. Aksi disini
tidak hanya dipahami sebagai aksi demonstrasi, akan tetapi berbagai jenis aksi
yang tepat guna dan diharapkan tepat sasaran.
Untuk itu
kajian dipusatkan bagaimana mengatur dan menggerakan potensi-potensi gerakan,
pemilihan issue, hierarki komando dan
hal-hal lainnya yang diperlukan dalam mengorganisir aksi yang berskala luas,
massif dan berkesinambungan.
Dengan demikian diharapkan peserta
memiliki pemahaman akan manajemen aksi serta memiliki kemampuan untuk
mengorganisir aksi massal yang berskala luas. Sedangkan teknik
persidangan bagaimana peserta memahami tatacara memimpin sidang, mengatur
jalannya suatu persidangan, menciptakan suasana persidangan yang kondusif dan
mampu memecahkan suatu masalah.
h. Empat Kutub
Ideologi
Materi Empat Kutub
Ideologi ini yang akan diketengahkan ialah : Marhaenisme, Komunisme,
Kapitalisme, Islamisme (Pan Islamisme). Mengkaji kerangka dasar berfikir dari
setiap Ideologi dan sejarah terbentuknya ideologi tersebut dan dinamisasinya
pada konteks hari ini, dari setiap ideologi yang dibahas harapanya kader GMNI dapat memahami keterkaitan
antar Empat ideologi tersebut dan perbedaanya dalam percaturan politik,
ekonomi dan peradaban dunia,
Pengkajian ideologi marhaenisme pada materi
ini, sebagai lanjutan dari materi PPAB, agar kader GMNI memahami betul
paradigma Marhaenisme di tengah pertarungan ideologi lain yang menjadi dasar
pemikiran negara – negara di dunia, serta
mampu menempatkan dasar ideologi Marhaenisme
sebagai pisau analisa dalam berfikir dan berjuang menuju bangsa
indonesia yang adil, makmur dan sejahtera.
Marhaenisme :
-
Sejarah Marhaenisme tentang subtansi
roh perjungan bangsa Indonesia yang di gagas oleh founding father kita Soekarno.
-
Materialisme
Dialektika Histories (MHD) serta teori dan konsep perjuangan
dalam marhaenisme sebagai antitesa sistem kapitalisme.
-
Telaah Tentang keterkaiatan marhaenisme dengan Komunis
-
Telaah Tentang Keterkaitan marhaenisme dengan pan Islamisme.
Kapitalisme :
-
Dasar pokok pikiran Adam
Smith (Wealth of Nation)
-
Sejarah tentang masyarakat dunia dengan skema globalisasi yang
mengkedepankan asas modal sebagai alat sebuah penindasan.
-
Proses lahirnya Kapitalisme.
-
Telaah pengenalan dasar tentang Kolonialisme
dan imperialisme serta liberalism.
Komunisme :
-
Sejarah lahirnya komunisme yang di gagas Karlmax
-
Dasar – dasar pokok kerangka pemikiran
komunisme: Lenin, Trotsky, Gramsci, Rosa Luxemburg, Kautsky, Eduard
Bernstein, Mao Tze Tung, Otto Bauer
-
Materialisme Dialektika Historis (MDH) serta
teori dan konsep dalam Marxisme
- Sejarah perkembangan Komunisme
dalam kanca peradaban dunia.
Pan Islamisme :
-
Sejarah perkembangan Islam di dunia
-
Sejarah lahirnya Pan Islamisme
-
Jamaluddin
Al Afgani dengan pemikiran pembaharuannya supaya umat Islam kembali pada ajaran
agama Islam yang murni , kepemimpinan otokrasi diubah menjadi demokrasi
-
Pengaruh
Pan Islmisme terhadap peradaban dunia
-
Sejarah
perekembangan islam dalam konteks Pan Islamisme persepktif Bung Karno.
-
Pengaruh
Pan Islmisme terhadap sejarah bangsa Indonesia.
i.
Sarinah I
Materi Sarinah yang
diberikan kepada calon kader GMNI pada saat tahap Kaderisasi Tingkat Dasar
(KTD) merupakan lanjutan materi yang diberikan pada saat PPAB. Diantaranya
adalah pemberian materi tentang intisari dari buku Sarinah (Perjuangan Wanita
dalam Perjuangan Republik Indonesia) yang meliputi basis materi objektif budaya
Patriarkal dan Matriarkal, Polarisasi Gerakan yang dibuat kelompok perempuan,
Analisis gender dan transformasi sosial, Teori dan Praktik Feminisme (Liberal,
Radikal, Marxisme dan Sosialis) yang berujung pada pandangan Soekarno terhadap perempuan sebagai upaya dalam
mewujudkan sosialisme Indonesia. Didalam pemberian materi diharapkan pemateri
dapat menjelaskan pengertian bahwa perlawanan yang revolusioner tidak akan
terjadi tanpa adanya penindasan imperialisme dan kapitalisme yang berakar dari
politik feodal, sehingga diperlukan adanya kesatuan antara perempuan dan
laki-laki dalam balutan gotong royong untuk mewujudkan cita-cita perjuangan
Republik Indonesia.
j.
Pengantar Politik Indonesia
Sebagai
organisasi yang meiliki Azas/Ideologi maka GMNI tentunya berkewajiban untuk
mewujudkan cita-cita perjuangan sebagaimana yang dimaksud oleh azas/Ideologi
tersebut. Materi pengantar politik dimaksudkan memberikan pemahaman bagi calon
kader GMNI mengenai sistem politik Indonesia, karena dalam perjuangan Ideologis
GMNI tentunya tidak dapat melepaskan diri dari dinamika politik. GMNI harus
dapat menentukan sikap politik organisasi dan bagaimana GMNI berperan dalam
sistem politik.
Memahami
sistem politik Indonesia akan memberikan gambaran bagi kader GMNI untuk
menentukan strategi-strategi perjuangan GMNI yang tentunya tidak terlepas dari
Marhaenisme sebagai Azas/Ideologi.
k.
Muatan Lokal
Materi
muatan lokal merupakan materi tambahan yang dapat diberikan kepada peserta KTD, materi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan karakteristik atau
kultur masing-masing wilayah Cabang
bersangkutan.
KADERISAI
TINGKAT DASAR
(KTD)
A. PETUNJUK
PELAKSANA DAN PETUNJUK TEKNIS
- Pelaksana
·
Pelaksana KTD adalah Komisariat GMNI dan atau DPC GMNI
·
KTD
dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam satu periode kepengurusan Komisariat
dan atau 2 (dua) kali dalam kepengurusan DPC GMNI.
·
KTD cabang
dilaksanakan oleh sebuah kepanitiaan yang dibentuk oleh Komisariat dan atau DPC GMNI dan disahkan
oleh DPC GMNI
·
Kepanitiaan
KTD juga dapat dibentuk dengan cara lintas komisariat
(kepanitiaan bersama) yang di koordinir oleh DPC GMNI
2.
Teknis Pelaksanaan
·
Waktu
pelaksanaan KTD maksimal
adalah 7 (tujuh) hari
·
Peserta KTD
adalah anggota GMNI yang telah memenuhi syarat keanggotan (telah mengikuti PPAB).
·
KTD dapat dilaksanakan
dengan minimal peserta adalah 10 (sepuluh) orang.
·
Interval
waktu dari PPAB ke KTD adalah minimal 1 (satu) bulan dan maksimal 1 (satu)
tahun.
·
Pemateri dalam KTD adalah Pengurus DPC GMNI, Guru Kader dan atau
Kader GMNI yang ditunjuk oleh DPC
·
Proses
upacara pembukaan dan penutupan KTD dilakukan oleh DPC GMNI
B. EVALUASI DAN KRITERIA PENILAIAN
·
Evaluasi
peserta KTD GMNI dilaksanakan oleh Pengurus Komisariat dan atau DPC GMNI dengan memperhatikan saran
dan masukan dari kepanitiaan KTD
·
Evaluasi
peserta KTD dilakukan selambat-lambatnya satu minggu setelah uji lapangan
dilaksanakan.
No.
|
Kriteria
|
Penilaian
(%)
|
1
|
Kehadiran (absensi) peserta dalam materi
KTD
|
50
|
2
|
Keaktifan peserta dalam forum KTD
|
20
|
3
|
Sikap dan perilaku (attitude) peserta dalam
mengikuti KTD
|
20
|
4
|
Wawancara
|
10
|
|
Total
|
100
|
·
Peserta KTD
yang berhak dinyatakan lulus adalah yang mendapatkan penilaian minimal 75 %
·
Peserta KTD
yang tidak lulus dalam proses KTD dapat mengikuti pada KTD berikutnya
C. PENGESAHAN
DAN PELANTIKAN
·
DPC
berwenang melakukan pengesahan terhadap
peserta KTD
·
Pengesahan
dan pelantikan peserta yang telah mengikuti KTD menjadi kader GMNI sepenuhnya
menjadi wewenang DPC GMNI berdasarkan hasil evaluasi KTD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar